… kalau pondasinya ada, prestasinya ada, dukungan Pemerintah ada, ini bisa menjadi industri besar, Jakarta (ANTARA) – “Kalau saya pribadi, lawan terberatnya adalah Jepang,” kata Rizky Faidan, anggota Tim Nasional eFootball Indonesia.Pada kompetisi sepak bola virtual AFC eAsian Cup Qatar 2023 yang digelar 1-5 Februari 2024, Timnas Indonesia dua kali berhadapan dengan Timnas Jepang. Pertama di fase grup, kedua di laga final.
Menurut Faidan, pertemuan ini menjadikan Jepang sebagai tim yang patut diwaspadai. Sebab dari situlah tim lawan bisa membaca taktik permainan yang digunakan.
Kewaspadaan itu pada akhirnya membuahkan hasil. Indonesia yang dipimpin Rizky Faidan, Akbar Paudie, dan Elga Cahya Putra sukses mengalahkan Jepang kali ini di laga puncak. Gelar juara diraih di tangan.
Faidan dan Elga duduk di kursi untuk pertandingan dua lawan dua, sementara Paudie bersiap sebagai cadangan. Tim percaya diri menggunakan strategi terus menyerang, namun yang terpenting adalah bergerak dengan satu pikiran. Komunikasi dan latihan adalah kunci kemenangan.
“Contohnya, kalau teman kita sedang berlari dan membuka ruangan, kita tidak akan bingung karena kita sudah tahu maksudnya. Entah dia ingin menipu lawannya, atau hanya ingin lari saja, kita sudah tahu,” kata Faidan.
Faidan juga mengatakan, di lokasi pertandingan, tak hanya pemain timnas lain yang memuji dirinya dan tim, para kru juga menyebut Indonesia bermain luar biasa.
Awalnya Timnas memasang target hanya berada di posisi empat besar, bukan juara. Faidan mengatakan, hal tersebut merupakan harapan yang realistis saat itu.
“Kalau dilihat dari rekornya, kita memang kuat di Asia. Tapi negara lain juga tidak kalah kuatnya. Jepang, Yordania, Iran, mereka juara dunia sepak bola,” ujarnya.
Ini merupakan kompetisi e-sport sepak bola tingkat Asia pertama yang diselenggarakan bersamaan dengan Piala Asia AFC ke-18. Terdapat 20 timnas anggota Konfederasi Sepak Bola Asia yang bertanding pada game eFootball Konami 2024 melalui konsol PlayStation 5.
Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasinya. Dalam unggahan akun Instagram, Jokowi mengatakan, “Timnas eFootball Indonesia telah mengukir sejarah.”
Presiden AFC, Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa pun mengucapkan selamat kepada Indonesia atas penampilan fenomenal Indonesia di turnamen tersebut. Ia mengatakan trio timnas mencerminkan talenta luar biasa di Asia.
Berawal dari hobi
Tak salah jika kita berpikir menjadi atlet e-sports berarti menjalankan hobi secara profesional. Faidan membuktikannya. Dia suka bermain game sepak bola di PlayStation sejak kecil.
Posisinya sebagai seorang atlet, apalagi di kasta tertinggi dengan bergabung di tim nasional sepak bola virtual, membuat pemuda berusia 20 tahun asal Bandung ini yakin bisa mencari nafkah di bidang tersebut.
“Sepertinya awalnya harus memenangkan kompetisi dulu. Dengan banyaknya prestasi yang kita miliki, tim mana yang tidak ingin memiliki kita. “Mereka pasti akan menawarkan untuk bergabung dengan tim,” kata Faidan.
Sistem gaji saat bergabung dalam sebuah tim, biaya dari streaming, endorsement, dan periklanan adalah beberapa aspek yang dapat memenuhi kebutuhan finansial dengan bekerja di dunia e-sports.
Selain itu, jalan untuk memulai karir e-sports juga jelas, menurut Faidan yang sudah bermain sepak bola virtual sejak satu dekade lalu. Mulai dari turnamen tingkat dasar hingga tingkat provinsi, nasional, lalu regional dan internasional.
Ekosistem eFootball Tanah Air
Di Indonesia ada IFel, e-League Sepak Bola Indonesia, yang berada di bawah naungan induk sepak bola PSSI. Singkatnya, IFeL merupakan operator resmi kompetisi eFootball yang mewadahi para atlet untuk mengikuti turnamen.
Ketiga anggota timnas tersebut juga merupakan lulusan eFootball Cup Indonesia 2023 yang dikelola IFeL. Faidan, Paudie, dan Elga masing-masing meraih juara 1, 2, dan 3 pada ajang ini.